Pemaknaan dan pendefinisian tentang komunikasi pastinya akan memunculkan banyak perspektif. Oleh karena itu, teori-teori akan terus bermunculan namun teori yang sempurna dan komplit dalam menjelaskan komunikasi tidak akan pernah ada. Hal ini karena teori-teori komunikasi ini akan terus berkembang seiring dengan berubahnya realitas yang ada dalam kehidupan manusia dan juga alam. Teori-teori komunikasi akan saling melengkapi satu sama lain, sehingga teori-teori tersebut akan benar-benar dapat mewujudkan tujuan utama komunikasi kita, yaitu menyampaikan pesan dengan cara yang efektif. Ada banyak sekali teori-teori yang dihasilkan oleh para pakar tentang komunikasi. Perbedaan antara teori satu dengan teori yang lain adalah dalam hal perspektif. Ada teori komunikasi yang berasal dari perspektif filosofis, perspektif sosial-kultural atau bahkan dari perspektif matematis. Walaupun berasal dari berbagai perspektif yang berbeda namun kesemuanya memiliki suatu kesamaan
Sejarah jihad pesantren adalah sejarah nasionalisme dan egaliterianisme. Pesantren sebagai wadah pendidikan para santri pun muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap pendidikan Belanda yang sangat diskrimatif. Lembaga ini telah memberikan pencerahan dalam kegelapan di tengah imprealisme Belanda dan Jepang dengan semangat perjuangan perebutan kemerdekaan dari para kolonialis. Dalam perjalanan sejarah bangsa ini, Belanda benar-benar telah memecah belah kesatuan perjuangan bangsa dalam perebutan kemerdekaan. Pembedaan kasta pendidikan dengan pengadaan sekolah untuk orang priyayi, yaitu HIS ( Hollands-Inlanse School ), dan untuk rakyat jelata Volkschool atau sekolah rakyat, adalah salah satu contoh kecil usaha B elanda dalam memecah bangsa. Beranjak dari realitas yang menyakitkan inilah pesantren lahir, melawan segala ketidakadilan yang dilakukan oleh penjajah, mengajarkan toleransi atas perbedaan, dan mengobarkan semangat perjuangan merebut dan membela kemerdekaan bangsa. Dengan